Kehadiran Playboy
Penthouse dan Hustler menerpa jaringan komputer yang mendunia, masih
banyak server komersial dan amatir yang lebih mengumbar gambar porno
gila-gilaan dan bisa bergerak beradegan kegiatan sex sepasang manusia.
Fenomena ini disebut
dengan cyberporn, yang membangkitkan kecemasan orang tua dan pendidik di
Amerika Serikat, negeri yang serbab bebas. Stok gambar porno di
internet luar biasa banyaknya. Salah satu yang terbesar adalah BBS
(Buletin Board System), sebuah serber dari Amerika.
Tim Carniege Mellon
University di Pittburgh Pensilvania melaporkan lewat Times dan Newsweek
(Juli 1995). Pada saat ini internet dan jaringan online ke dalamnya
mengoleksi sebanyak 917.410 gambar (mulai dari potret lepas, cerita
pendek, dan klip film), diambil oleh pengguna internet sebanyak 12 kali
jumlah gambar yang tersedia.
Pemerintah Singapura telah melakukan pemabatasan-pembatasan ke provider,
perusahaan yang menjadi gerbang bagi pelanggan untuk membuka akses ke
internet, di batasi dua saja, lalu lintas file dan data diawasi, ada
ancaman hukuman kurungan dan denda bagi mereka yng menyebarkan
pornografi.
Di Indonesia baru ada empat provider
(Swasta, IndoInternet, RadNet, IdOla dan IBM Sistelindo Mitralintas,
Juli 1995). Selain Ipteknet BPPT, Pusilkom UI, ITB, UGM, LIPI, LAPAN.
Sebenarnya ada empat
cara perjalanan gambar-gambar porno, bisa melalui Newsgroup, E-mail,
FileTransfer Program (FTP) dan Word Wide Web (WWW). Bisa saja newsgroup
di blacklist oleh petugas provider atau software khusus
(berfungsi sebagai Cyberpolice). Tapi lewat email, File Transfer dan WWW
masih belum tertutup kemungkinannya. Pembredelan gambar-gambar porno
untuk provider rasanya suatu yang kurang efektif dan kurang
dari segi positifnya, sebenarnya peran dan pengawasan orang tua
merupakan kontrol yang efektif dan sebenarnya kekuatan beragama dan
beribadah merupakan hal yang paling utama untuk menangkal serangan luar
biasa dari gambar-gambar porno tersebut.
https://nidasa.wordpress.com/2010/09/22/internet-dan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar